Bonus Rp10 Miliar Atlet PON XXI Cair

Bonus Rp10 Miliar Atlet PON XXI Cair

Pemerintah Provinsi Riau memenuhi komitmennya dengan mencairkan bonus sebesar Rp10 miliar lebih bagi atlet dan pelatih yang mengharumkan nama daerah di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara. Pencairan yang dilakukan secara bertahap pada Rabu (3/9/2025) ini menjadi penyemangat meski prestasi kontingen Riau harus merosot dari peringkat 8 ke peringkat 10 besar.

PROVINSIRIAU.com | Pekanbaru, 4 September 2025 – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau secara resmi mulai mencairkan bonus untuk atlet dan pelatih peraih medali pada PON XXI Aceh-Sumatera Utara. Total dana yang disiapkan mencapai lebih dari Rp10 miliar, sebagai bentuk apresiasi atas perjuangan kontingen
Riau di pesta olahraga terbesar nasional itu.

Gubernur Riau, Abdul Wahid, menegaskan bahwa pembayaran dilakukan secara bertahap sebagai wujud komitmen pemerintah dalam memenuhi hak para atlet. “Hari ini tentu sesuai dengan komitmen kami dalam menunaikan hak dan kewajiban kami kepada seluruh atlet. Kami meminta seluruh atlet yang terlibat untuk bersabar selama proses pembayaran,” ujar Wahid.

Di balik pemberian bonus tersebut, prestasi Kontingen Riau ternyata tidak mencapai sasaran yang ditetapkan. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau menargetkan 25 medali emas, namun nyatanya atlet Riau hanya mampu memboyong 21 emas, 22 perak, dan 36 perunggu, dengan total 78 medali. Jumlah emas ini sama dengan perolehan pada PON XX Papua 2021 lalu, tetapi peringkat Riau merosot dari posisi 8 ke peringkat 12.

Ketua Umum KONI Riau, Iskandar Hoesin, secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Riau karena gagal memenuhi target masuk 10 besar. Ia mengaku memikul tanggung jawab penuh atas hasil ini. “Tanggung jawab ini ada di tangan saya sebagai ketua umum KONI Riau. Tapi kami tetap bersyukur Alhamdulillah medali yang kita raih tidak turun,” jelas Iskandar.

Kegagalan mencapai target ini terutama disebabkan oleh gagalnya lebih dari setengah cabang olahraga (cabor) unggulan menyumbang emas. Sebanyak 9 cabor andalan, termasuk angkat besi, sepak takraw, dayung, dan muaythai, gagal meraih satu pun medali emas, bahkan beberapa sama sekali tidak menyumbangkan medali.

Meski begitu, terdapat kabar gembira dari cabang-cabang yang tidak diunggulkan. Cabor ski air menjadi penyelamat dengan menyetor dua medali emas secara mengejutkan. Demikian pula senam dan anggar yang berhasil meraih medali emas melebihi target yang ditetapkan. “Ini menjadi pelajaran kita ke depan dalam meraih prestasi terbaik,” tambah Iskandar.

Secara keseluruhan, Pemprov Riau menunjukkan komitmen kuatnya dengan mencairkan bonus atlet meski prestasi tidak sesuai harapan. Sementara itu, KONI Riau melakukan evaluasi mendalam terhadap kegagalan cabor unggulan dan mengambil hikmah dari kejutan prestasi cabor non-unggulan untuk persiapan ajang olahraga nasional di masa mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Pemprov Riau Tegaskan Tidak Ada Relokasi Warga Tesso Nilo ke Pulau Burung, Ini Skema Penataan yang Disiapkan

Pemprov Riau Tegaskan Tidak Ada Relokasi Warga Tesso Nilo ke Pulau Burung, Ini Skema Penataan yang Disiapkan

Gubernur Riau Apresiasi Dedikasi Nakes Jiwa di Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2025

Gubernur Riau Apresiasi Dedikasi Nakes Jiwa di Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2025

Dana Terbatas Bukan Halangan, Gubernur Riau Pacu Perbaikan Infrastruktur di Kampar

Dana Terbatas Bukan Halangan, Gubernur Riau Pacu Perbaikan Infrastruktur di Kampar

Primadona Kelapa Riau Didorong Jadi Kawasan Ekonomi Khusus

Primadona Kelapa Riau Didorong Jadi Kawasan Ekonomi Khusus

Riau Perkuat Transparansi: DPRD Sahkan Dua Perda Strategis Tentang Keterbukaan Informasi dan Ketahanan Keluarga

Riau Perkuat Transparansi: DPRD Sahkan Dua Perda Strategis Tentang Keterbukaan Informasi dan Ketahanan Keluarga

Riau Siap Jadi Motor Penggerak Ekonomi Nasional, Fokus pada Hilirisasi dan Ekonomi Hijau

Riau Siap Jadi Motor Penggerak Ekonomi Nasional, Fokus pada Hilirisasi dan Ekonomi Hijau