Desa di Riau Cetak Omset Fantastis Rp 900 Juta dari “Emas Cair”

Desa di Riau Cetak Omset Fantastis Rp 900 Juta dari “Emas Cair”
Koloni Lebah Madu di Desa Harapan Jaya. dok. Kelompok Tani Hutan Desa Harapan Jaya

Sebuah desa di pelosok Riau berhasil mengukir prestasi gemilang di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Desa Harapan Jaya di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) mencatatkan produksi madu mencapai 15 ton per 20 hari, menghasilkan omset yang mencengangkan hingga Rp 900 juta per periode panen. Kesuksesan budidaya lebah madu yang digerakkan secara mandiri oleh masyarakat ini menjadi terobosan baru yang patut menjadi perhatian serius pemerintah.


PROVINSIRIAU.com | Tempuling, 25 September 2025 – Desa Harapan Jaya di Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, kini mencuat sebagai sentra produksi madu unggulan di Provinsi Riau. Kesuksesan ini digerakkan oleh dua kelompok tani, yaitu KTH Hijau Indah dan KTH Madu Rimba Jaya, yang melibatkan 53 orang dari 40 Kepala Keluarga.

Budidaya lebah madu ini telah menjelma menjadi primadona penghasilan baru bagi warga. Dengan asumsi harga jual Rp 60.000 per kilogram, omset yang berhasil diraih dari 15.000 kg madu mencapai angka yang fantastis, sekitar Rp 900.000.000 setiap 20 hari. Pencapaian ini menegaskan potensi besar madu sebagai komoditas andalan ekonomi kerakyatan di Riau.

Awal mula kesuksesan ini berawal dari bantuan tanaman hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup. Masyarakat dengan inisiatif tinggi kemudian mengembangkan budidaya lebah di dalam hutan yang berdekatan dengan sumber nektar, menjadikannya sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang sangat menjanjikan. Sumber nektar utama lebah-lebah ini berasal dari tanaman akasia dan kelapa sawit yang melimpah di sekitar kawasan tersebut.

Eko Sugi Santoso, Kepala Desa Harapan Jaya yang juga merupakan anggota KTH Hijau Indah, mengungkapkan bahwa pasar utama madu mereka saat ini adalah Pulau Jawa. “Penjualan saat ini yang terbanyak ke Pulau Jawa. Untuk pengiriman, mereka sendiri yang menjemput madunya menggunakan truk,” ujar Eko kepada provinsiriau.com.

Meski berjalan sukses, bukan berarti usaha ini tanpa tantangan. Eko mengaku bahwa cuaca ekstrem seperti kemarau panjang atau hujan berlebihan dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas panen, dimana kadar air madu bisa meningkat hingga 23% pada musim hujan, sementara di musim kering hanya 16-17%. Selain itu, hama seperti beruk dan beruang juga menjadi kendala, meski telah berhasil diantisipasi.

Kendala lain yang dihadapi adalah sistem penjualan yang masih belum memiliki kontrak kerjasama yang pasti, meski secara keseluruhan pemasaran berjalan lancar. Saat ini, produk madu Desa Harapan Jaya juga sedang dalam proses memperoleh sertifikasi halal dan izin dari BPOM untuk meningkatkan nilai jual dan kepercayaan konsumen.

Eko pun menyampaikan harapannya agar Pemerintah Daerah dan Provinsi Riau dapat memberikan perhatian lebih. “Saya berharap, Pak Gubernur dapat meninjau langsung lokasi budidaya lebah madu kami di Desa Harapan Jaya. Kami sangat terbuka untuk pengembangan yang lebih masif. Saat ini, yang kami butuhkan adalah penambahan koloni lebah untuk meningkatkan produksi,” tutur Eko dengan penuh harap.

Dengan tingginya permintaan masyarakat akan madu untuk kebutuhan minuman dan kesehatan, produk “emas cair” dari Desa Harapan Jaya ini siap untuk bersaing di pasar nasional dan menjadi kebanggaan baru sektor UMKM Provinsi Riau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Inovasi PPK Ormawa UIR: Olah Limbah Tulang Ikan Patin Jadi Cookies Bernilai Ekonomi

Inovasi PPK Ormawa UIR: Olah Limbah Tulang Ikan Patin Jadi Cookies Bernilai Ekonomi

Sekda Riau Dorong Pertanian Kampar Jadi Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi

Sekda Riau Dorong Pertanian Kampar Jadi Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi

Perkuat Hilirisasi Kelapa Untuk Pasar Global

Perkuat Hilirisasi Kelapa Untuk Pasar Global

Harga TBS Kelapa Sawit Riau Melonjak

Harga TBS Kelapa Sawit Riau Melonjak

Ekspor Riau Tembus US$10,14 Miliar

Ekspor Riau Tembus US$10,14 Miliar

Riau Menuju Kemandirian Pangan! Mentan Amran Dorong Pengembangan 50.000 Hektar Sawah dan Hilirisasi Kelapa

Riau Menuju Kemandirian Pangan! Mentan Amran Dorong Pengembangan 50.000 Hektar Sawah dan Hilirisasi Kelapa