Pemerintah Provinsi Riau terus menunjukkan komitmen nyata dalam melindungi daya beli masyarakat di tengah tekanan ekonomi melalui Gerakan Pangan Murah. Program yang telah berjalan tiga bulan ini berhasil menekan inflasi dengan menyalurkan sembako jauh di bawah harga pasar, sehingga dirasakan langsung oleh warga, terutama dari kalangan menengah ke bawah.
PROVINSIRIAU.com | Pekanbaru, 2 September 2025 – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melaksanakan Gerakan Pangan Murah yang digelar secara bergilir di seluruh kecamatan. Langkah ini merupakan respons strategis untuk menjaga stabilitas harga pangan sekaligus melindungi daya beli masyarakat di tengah tantangan ekonomi. Gubernur Riau, Abdul Wahid, menegaskan bahwa pangan menjadi penyumbang inflasi terbesar, sehingga intervensi harga sangat dibutuhkan.
“Salah satu hal utama yang paling banyak menyumbangkan inflasi adalah pangan,” tegas Gubri Abdul Wahid saat menghadiri gerakan di Halaman Kantor Camat Rumbai Barat, Senin (1/9/2025). “Kita buat Gerakan Pangan Murah supaya daya beli masyarakat Riau akan tetap terjaga,” imbuhnya.
Gerakan ini dijalankan melalui PT Riau Pangan Bertuah dengan menyalurkan sembako berkualitas dengan harga khusus. Sebagai contoh, beras SPHP yang biasanya dijual seharga Rp65.000 per kg, dibanderol hanya Rp60.000. Bahkan, menyikapi aspirasi warga, harga kembali dipotong menjadi Rp58.000. Kebijakan serupa juga diterapkan pada minyak goreng, yang turun dari Rp15.500 menjadi Rp15.000 per liter.
“Saat berdialog dengan ibu-ibu yang mengantre, 500 rupiah sangatlah berarti bagi mereka. Apalagi ditengah kondisi ekonomi rumah tangga yang sulit,” ujar Wahid. Antusiasme masyarakat terlihat jelas. Wisnarti, salah satu warga dari kalangan ekonomi rendah, mengaku sangat terbantu dengan program ini. “Bagi kami yang ekonominya di bawah, sangat membantu ini. Harganya juga sangat berbeda sama yang di pasar,” ujarnya. Sebagai pedagang kue, ia berharap program ini dapat berlanjut secara berkelanjutan.
Melalui Gerakan Pangan Murah, Pemprov Riau tidak hanya berhasil menekan inflasi dari sektor pangan, tetapi juga memberikan bantuan nyata yang langsung dirasakan masyarakat lapis bawah. Langkah ini membuktikan bahwa kepedulian pemerintah terhadap kesulitan ekonomi warga dapat diwujudkan dalam aksi yang konkret dan berkelanjutan.