Gubri Desak PLN Percepat Listrik ke Pelosok Riau

Provinsiriau.com | Pekanbaru, 12 Juni 2025 – Pemerintah Provinsi Riau mendesak percepatan pembangunan infrastruktur kelistrikan hingga pelosok desa demi menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Langkah strategis ini dipimpin langsung oleh Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid dalam rapat koordinasi dengan Direktur PLN dan Komisi XII DPR RI di Ruang Rapat Bandara VVIP Lancang Kuning, Selasa (10/6/2025).

Mengapa Target 2026 Krusial?
Gubernur Wahid menegaskan seluruh desa dan dusun di Riau harus teraliri listrik paling lambat 2026. Keterlambatan hingga 2027 berisiko memicu kerugian ekonomi. “Kalau 2026 tuntas, pertumbuhan ekonomi akan lebih baik. Listrik adalah motor penggerak ekonomi,” tegasnya.

Fokus Kawasan Industri dan Kepulauan
Pembangunan dua kawasan prioritas—industri baru di Bukit Batu (Pulau Bengkalis) dan kawasan ekonomi khusus di Pulau Rangsang—menjadi sorotan. Wahid menekankan pasokan listrik andal dan stabil sebagai syarat mutlak menarik investasi. Saat ini, wilayah kepulauan seperti Bengkalis dan Rangsang masih bergantung pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan genset.

Respons PLN: Kabel Laut dan Jaringan Backbone
Direktur Distribusi PLN Andi Priyanto menyatakan komitmennya mengganti PLTD dengan kabel laut tegangan tinggi untuk efisiensi dan keberlanjutan energi. “Riau adalah simpul strategis jaringan kelistrikan Sumatera melalui backbone 275 kV dan 500 kV,” paparnya. Posisi ini menjadikan Riau tulang punggung stabilitas pasokan listrik regional.

Infrastruktur Pendukung Gardu Induk
Selain jaringan utama, pembangunan gardu induk dan trafo akan diprioritaskan guna menjamin distribusi listrik merata hingga titik terjauh. Langkah ini dinilai krusial untuk memastikan pasokan memadai bagi rumah tangga dan industri.

Dampak Ekonomi dan Sinergi
Gubernur optimis sinergi Pemprov-PLN akan membuka investasi, lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan pajak. “Listrik masuk ke semua wilayah akan meringankan beban pemerintah,” ujar Wahid. Percepatan elektrifikasi ini bukan hanya memenuhi kebutuhan dasar, tapi juga fondasi pertumbuhan ekonomi inklusif di seluruh pelosok Riau.