Gubernur Riau Abdul Wahid menegaskan bahwa pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, melainkan pembentukan karakter berbasis akhlak dan keteladanan. Pesan tegas ini disampaikannya saat menutup Semarak Pendidikan Provinsi Riau 2025, dengan mengingatkan bahwa perilaku guru menjadi cermin langsung bagi murid – diibaratkan lewat kiasan pedas: “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”.
PROVINSIRIAU.com | Pekanbaru, 16 Agustus 2025 – Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid menutup rangkaian Semarak Pendidikan Provinsi Riau 2025 di Mall Pekanbaru, Sabtu (16/8/2025), dengan menekankan esensi pendidikan sebagai fondasi pembangunan karakter generasi muda. Menurutnya, budi pekerti lahir dari akhlak dan teladan yang baik, sehingga pemimpin serta tenaga pendidik wajib menjadi figur panutan.
“Budi pekerti bukan teori, tapi praktik. Kita sebagai pemimpin, apalagi guru dan kepala sekolah, harus mampu memberi suri teladan,” tegas Wahid di hadapan ratusan peserta. Ia lantas mengingatkan dampak fatal jika pendidik abai terhadap keteladanan, lewat kiasan tradisional: “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Artinya, murid cenderung meniru bahkan melebihi kesalahan gurunya.
Gubri memperingatkan, contoh buruk pendidik berpotensi melahirkan degradasi moral murid. “Jika guru ajarkan hal keliru, jangan kaget bila murid berperilaku lebih buruk,” ujarnya. Karena itu, ia mendorong guru dan kepala sekolah menjadi cerminan integritas bagi diri sendiri dan generasi penerus.
Wahid menegaskan, nilai yang ditanamkan hari ini menentukan wajah masyarakat 10–20 tahun mendatang. “Didiklah anak dengan tulus dan ikhlas. Keikhlasan pendidik adalah kunci,” serunya. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat berkolaborasi meningkatkan kualitas pendidikan Riau, sekaligus menanamkan budi pekerti dan tata krama sebagai pondasi. “Edukasi karakter tak kalah penting dari akademik. Mari bersama wujudkan pendidikan Riau yang berdaya saing,” pungkasnya.
Gubernur Riau menyerukan revolusi mental dalam pendidikan lewat keteladanan guru, menekankan bahwa karakter kuat berawal dari akhlak mulia pendidik, serta mengajak seluruh pihak bergotong royong memajukan pendidikan berbasis moral di Riau.