Konten Kreator Aura Farming Layak Diberi Award

Konten Kreator Aura Farming Layak Diberi Award

Sebuah video dokumentasi tradisi “Pacu Jalur” dari Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, meledak menjadi fenomena global “Aura Farming” yang ditiru selebritas dunia. Momentum langka ini mendorong Anggota DPRD Riau, Ayat Cahyadi, untuk mendesak pemerintah memberikan penghargaan khusus kepada sang kreator lokal, Dimas Eka Yuda, sebagai bentuk apresiasi dan pemacu semangat bagi generasi muda lainnya.

PROVINSIRIAU.com | Pekanbaru, 27 Agustus 2025 – Prestasi membanggakan datang dari seorang kreator konten asal Riau, Dimas Eka Yuda. Berawal dari ingin mendokumentasikan kekayaan budaya daerah, karyanya justru menjadi trend digital global “Aura Farming” yang disaksikan puluhan juta pasang mata di dunia.

Karya yang diunggahnya di Facebook pada Mei 2025 itu menampilkan Rayyan Akhan Dikha, seorang bocah penari haluan (Togak Luan) dalam event budaya Pacu Jalur. Video orisinilnya telah ditonton lebih dari 58 juta kali. Gelombang viralnya kian menjadi setelah diunggah ulang oleh akun-akun internasional tanpa watermark dan ditambahkan musik, mengubah gerakan tarian Dikha menjadi simbol selebrasi digital yang mendunia.

Puncaknya, selebritas kelas internasional seperti pemain PSG Achraf Hakimi dan pembalap MotoGP Marc Marquez serta Alex Albon tak sungkan menirukan gerakan khas dari Kuansing tersebut.

Menyikapi fenomena ini, Anggota DPRD Riau, Ayat Cahyadi, mendesak pemerintah untuk memberikan penghargaan kepada Dimas. Menurutnya, hal ini crucial untuk memotivasi anak muda Riau agar terus berkarya dan melestarikan budaya. “Pemerintah perlu memberi penghargaan pada Dimas. Hal ini agar anak-anak muda kreatif di Riau semangat untuk membuat karya seperti Dimas,” tegas Ayat kepada media, Selasa (26/8/2025).

Ayat menambahkan bahwa bentuk penghargaan bisa beragam, mulai dari material seperti uang tunai, peralatan, pelatihan, atau kesempatan jejaring hingga pengakuan non-material seperti penghargaan resmi. Pengakuan ini dinilai sangat berharga bagi pengembangan karier kreator di industri ekonomi kreatif.

Di balik kesuksesan viralnya, Dimas mengaku tidak menyangka dokumentasi tradisi lokal karyanya bisa mendunia. Dengan jiwa besar, ia menyatakan tidak mengambil keuntungan pribadi dan menyerahkan seluruhnya untuk masa depan Dikha dan keluarganya.

Proses kreatifnya pun tidak mudah. Mendokumentasikan Pacu Jalur memiliki tantangan tersendiri. Dimas sering harus berendam di sungai selama berjam-jam dengan risiko kamera tersiram air. Bagi Dimas dan kreator sejenis, kegiatan ini murni berasal dari bentuk kecintaan pada budaya daerah dan harapan agar warisan tradisional terus lestari.

Fenomena “Aura Farming” merupakan bukti nyata bahwa kekayaan budaya Indonesia, khususnya Riau memiliki daya pikat global. Dukungan dan penghargaan dari pemerintah terhadap konten kreator lokal seperti Dimas Eka Yuda bukan hanya soal apresiasi individu, melainkan investasi berharga untuk memacu semangat generasi muda dalam melestarikan dan mempopulerkan warisan budaya Riau di kancah dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Kaderismanto: Gagasan Daerah Istimewa Riau adalah Keinginan Luhur Masyarakat Riau

Kaderismanto: Gagasan Daerah Istimewa Riau adalah Keinginan Luhur Masyarakat Riau

Perda Pesantren: DPRD Kampar Gandeng UAS

Perda Pesantren: DPRD Kampar Gandeng UAS

DPRD Riau Sahkan Ranperda Pengelolaan Sungai: Solusi Hukum Atasi Pencemaran dan Kerusakan Ekosistem

DPRD Riau Sahkan Ranperda Pengelolaan Sungai: Solusi Hukum Atasi Pencemaran dan Kerusakan Ekosistem

Tragedi Bocah Inhu: DPRD Riau Sebut Kasus Bullying Seperti “Bom Waktu”

Tragedi Bocah Inhu: DPRD Riau Sebut Kasus Bullying Seperti “Bom Waktu”

DPRD Riau Dukung Penertiban Hutan Ilegal di Kampar

DPRD Riau Dukung Penertiban Hutan Ilegal di Kampar

DPRD Riau Apresiasi Inisiatif PTPN IV Dongkrak Kesejahteraan Petani Sawit

DPRD Riau Apresiasi Inisiatif PTPN IV Dongkrak Kesejahteraan Petani Sawit