Di tengah cuaca ekstrem yang memicu kerentanan kebakaran, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni melakukan pemantauan udara langsung atas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau. Bersama Kapolda Riau dan Pangdam Bukit Barisan, Menhut menemukan praktik land clearing ilegal di Rokan Hilir sebagai pemicu utama, meski titik api dilaporkan menurun. Peringatan keras pun dilayangkan: “Jangan main api, nanti ditangkap!”
PROVINSIRIAU.com | Pekanbaru, 23 Juli 2025 – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan pemantauan udara atas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau pada Rabu (23/7/2025). Didampingi Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan dan Pangdam Bukit Barisan Mayjen TNI Rio Firdianto, Menhut meninjau titik kritis di Rokan Hilir (Rohil), khususnya wilayah Pujud dan Bangko Pusako.
Hasil pantauan menunjukkan penurunan titik api, meski lahan kering bekas terbakar dan asap putih masih teridentifikasi di beberapa lokasi. “Secara umum titik api sudah menurun,” tegas Raja Juli usai penerbangan. Namun, ia menegaskan temuan krusial: pembakaran sengaja untuk land clearing di antara dua kebun sawit di Rohil. “Ini dibakar untuk kepentingan pembukaan lahan. Cara lama yang tak boleh dilakukan!” ujarnya.
Menhut mengingatkan masyarakat menghindari aktivitas berisiko api selama cuaca ekstrem. Koordinasi dengan BMKG akan diperkuat guna mengantisipasi peningkatan kekeringan. “Laporan BMKG menyebut tingkat kekeringan ekstrem dan mudah memicu kebakaran,” tambah politikus PSI itu, seraya mengutip peringatan Kapolda: “Pelaku pembakaran ilegal akan ditindak tegas.”
Hasil pemantauan ini akan segera dibahas dalam rapat koordinasi bersama Menko Polhukam Budi Gunawan, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, serta instansi terkait untuk merumuskan tindakan pencegahan berkelanjutan.