Pengamat pendidikan Assoc. Prof. Dr. Reno Renaldi, M.Kes., menilai Pekan Budaya Melayu Serumpun Riau 2025 sebagai “kelas terbuka tanpa dinding” dan laboratorium hidup yang membentuk karakter, kreativitas, serta kebanggaan identitas generasi muda.
PROVINSIRIAU.com | Pekanbaru, 12 Agustus 2025 – Gelaran Pekan Budaya Melayu Serumpun Riau 2025 sukses memantik apresiasi tinggi dari kalangan akademisi. Assoc. Prof. Dr. Reno Renaldi, M.Kes., pengamat pendidikan sekaligus akademisi di perguruan tinggi swasta Riau, menegaskan acara ini bukan sekadar hiburan, melainkan ruang pembelajaran kontekstual yang mengajarkan nilai-nilai luhur leluhur melalui praktik langsung.
Dalam pantauannya, Reno menyebut kegiatan ini sebagai “laboratorium karakter” yang mempertemukan pelaku seni, budayawan, pendidik dan masyarakat dari berbagai daerah serumpun Melayu. “Di sini, peserta didik belajar dari pantun, tari tradisional, hingga kerajinan tenun semua menjadi kurikulum hidup yang tak tergantikan oleh buku teks,” ujarnya.
Momen bersejarah juga terjadi dengan dipamerkannya Harta Pusaka Melayu Riau setelah 80 tahun tersimpan. Mahkota diraja, pedang kesultanan dan pin raja peninggalan Sultan Syarif Khasim II menjadi bukti nyata warisan budaya bernilai tak terhingga. “Generasi muda harus jadi pewaris aktif, bukan sekadar penonton,” tegas Reno, seraya mendorong interaksi langsung dengan seniman dan tokoh adat.
Ia juga mendesak integrasi budaya ke pendidikan formal. “Guru bahasa bisa ajarkan pantun, guru IPS jadikan pameran budaya sebagai studi lapangan, dan guru seni adaptasi tarian tradisional,” paparnya. Kolaborasi sekolah, komunitas budaya dinilainya kunci untuk memperkuat rasa memiliki dan wawasan kebihinekaan siswa.
Apresiasi khusus ditujukan kepada Gubernur Riau Abdul Wahid, Dinas Pariwisata, dan seluruh pihak yang menyukseskan acara. “Ini bukti sinergi pemerintah dan masyarakat yang patut dicontoh daerah lain,” imbuhnya.
Melalui Pekan Budaya Melayu Serumpun, Riau tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga menciptakan generasi berkarakter kokoh, kreatif dan bangga identitas. Kolaborasi multidimensi ini menjadi pondasi strategis untuk menghadapi zaman tanpa kehilangan jati diri sebuah teladan nasional dalam pembangunan manusia berbasis kearifan lokal.