Provinsiriau.com | Pekanbaru, 9 Juli 2025 – Berbuka puasa di tengah kemacetan panjang menjadi pemandangan memilukan warga Pekanbaru setiap Ramadan di Simpang Garuda Sakti. Kini, harapan besar muncul dengan disetujuinya pembangunan flyover sebagai solusi permanen, didanai penuh oleh APBN melalui Kementerian PUPR usai lobi intensif Gubernur Riau Abdul Wahid.
Simpang strategis antara Jalan Garuda Sakti dan Jalan Subrantas ini lama dikenal sebagai titik kemacetan akut Ibu Kota Riau. Arus kendaraan tersendat parah setiap hari, terutama pada jam berangkat dan pulang kerja serta sekolah. Situasi kian kritis di akhir pekan (Jumat-Minggu) dan mencapai puncaknya selama bulan Ramadan, memaksa banyak pengendara menunaikan buka puasa di dalam kendaraan.
Melalui keterangan resminya, Selasa (8/7), Gubernur Riau Abdul Wahid mengonfirmasi terobosan penting. Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), setuju menanggung seluruh biaya pembangunan flyover Garuda Sakti, termasuk pembebasan lahan dan konstruksi fisik. Padahal, sebelumnya tanggung jawab pembebasan lahan dibebankan pada Pemprov Riau.
“Flyover Garuda Sakti sangat mendesak,” tegas Wahid. “Kemacetan di sini bisa menghabiskan waktu satu jam hanya untuk masuk atau keluar kota.“
Rencana awal membagi tugas, Pemprov membebaskan lahan dan Pusat membangun, terpaksa ditinjau ulang akibat keterbatasan keuangan daerah. Hasil negosiasi Gubernur Wahid membuahkan keputusan bahwa Kementerian PUPR akan membiayai seluruh proyek melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kami sudah sepakat. Tinggal menunggu proses pembebasan lahan dan pembangunan oleh Kementerian PUPR. Semoga segera direalisasikan,” harap Wahid.
Urgensi pembangunan flyover ini tidak berlebihan. Jalan Garuda Sakti merupakan ruas jalan nasional vital yang menghubungkan berbagai wilayah. Kemacetan kronis tidak hanya menyita waktu berharga warga, tetapi juga menurunkan produktivitas dan efisiensi secara signifikan.
Data Pemprov Riau menunjukkan keparahan masalah: kemacetan di Simpang Garuda Sakti meningkat sekitar 30% selama lima tahun terakhir. Pembangunan kawasan komersial di sekitar simpang disebut sebagai salah satu pemicu tambahan beban lalu lintas. Kehadiran flyover diharapkan menjadi solusi permanen untuk:
Proyek flyover Garuda Sakti kini masuk dalam prioritas nasional. Laporan Kementerian Perhubungan tahun 2024 mencatat simpang ini sebagai salah satu titik tersibuk dan termacet di Pulau Sumatera, menguatkan dasar pembangunan infrastruktur penunjang ini. Masyarakat menantikan realisasi cepat proyek yang diharapkan mengubah wajah transportasi Pekanbaru ini.